Sebab sejuknya lantai Masjidil Haram – Impian dapat menginjakkan kaki di Kota Suci Mekah dan shalat di Masjidil Haram, melalui ritual haji atau umroh adalah impian semua manusia yang beragama Islam. Haji juga merupakan rukun Islam yang kelima yang diwajibkan bagi setiap Muslim yang mampu melakukan perjalanan ke sana.
Kata “mampu” inilah yang membuat kita terlena. Kita selalu berfikir bahwa tidak wajib karena belum punya cukup uang dan bekal untuk menunaikannya. Padahal itu hukumnya wajib dilaksanakan minimal 1 kali seumur hidup.
Dan Setiap manusia yang pernah melakukan Ibadah umrah dan Haji, mungkin mereka merasakan sesuatu yang nyaman sehingga rasanya selalu ingin kembali lagi ke kota suci Mekah, salah satu penyebabnya karena mereka menyadari kesejukan saat kaki menyentuh lantai marmer Masjidil Haram dan sekitar Kabah di Kota Mekah.
Seluruh kalangan selalu berdebat perihal alasan di balik rasa dingin ketika kaki menyentuh marmer tersebut. Pada umumnya mereka berpendapat secara logika hal itu tidak mungkin terjadi tanpa bantuan teknologi yang ada disana karena Arab Saudi dikaruniai musim panas dengan suhu yang membakar.
Pihak yang bertanggung jawab disana telah menyanggah klaim bahwa alasan-alasan yang sebenarnya dibalik kesejukan itu adalah dikarenakan serangkaian pipa yang telah dialiri air dingin yang berada di bawah lantai marmer.
Kantor General Presidency untuk Urusan Dua Masjid Suci mengatakan kepada Al Arabiya bahwa alasan utama penyebab hal sejuknya lantai Masjidil Haram adalah jenis marmer yang digunakan. Arab Saudi mengimpor marmer langka Thassos yang berasal dari Yunani. Marmer tersebut dapat memantulkan sinar matahari dan memadamkan suhu panas yang membakar sepanjang hari.
Pulau Thasoss yang dikenal memiliki sebuah warisan marmer sejak ribuan tahun silam. Marmer Thassos sangat dikenal di seluruh dunia karena kualitasnya yang tembus pandang. Dan para turis dapat melihat berpuluh-puluh lori dipenuhi lempengan marmer raksasa yang terletak di pelabuhan Thassos.
Marmer Thassos biasa digunakan secara umumnya untuk membangun kuil dan tempat-tempat ibadah agama lainnya serta bangunan-bangunan pemerintahan yang penting. Dari abad I sebelum masehi hingga abad III setelah masehi sejumlah besar marmer Thassos diimpor oleh Bangsa Romawi yang mengagumi warna putih saljunya yang lembut.